Sudah Terlalu Lama Indonesia Memunggungi Laut

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja berkata, Indonesia sudah terlalu lama memunggungi laut, dalam artian menganggap remeh potensi yang ada di laut.

Ia pun mengajak semua pihak untuk sama-sama menjadikan laut sebagai sumber kehidupan di masa depan.

“Kita sudah terlalu lama punggungi laut dan saatnya kita menoleh ke laut kita. Ini sebagai sumber kehidupan masa mendatang,” kata Sjarief, Sabtu 6 Maret 2021.

Ia menjelaskan, luas area di Indonesia sebesar 8 juta kilometer persegi, sama dengan Amerika Serikat. Namun, bedanya, AS telah menjadikan seluruh wilayahnya sebagai sokongan untuk Produk Domestik Bruto (PDB).

Sementara Indonesia, masih hanya bertumpu pada 2,1 juta km persegi daratan saja. Sementara 6,1 juta km persegi yang merupakan kelautan, nyaris tak tersentuh.

“Ini persoalan utama kita. Ayo kita sekarang gerak bersama resources kelautan menunggu Anda semua,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sjarief menyebut kekayaan sektor kelautan Indonesia tercatat mencapai 1.338 miliar dolar AS. Jumlah ini masih dari sisi perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan industri pengolahan.

Ia yakin, masih ada peluang yang lebih besar, yang bila digarap akan menghasilkan pendapatan yang jauh lebih fantastis.

“Ini peluang kita baru sentuh perikanan tangkap saja, ktia belum sentuh bioteknologi,” kata dia.

Potensi kelautan dan perikanan Indonesia masih banyak yang belum tergarap. Sebagian besar potensi tersebut terkandung di kawasan timur Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini