Hindari Stigma Radikal, Wapres Tegaskan Islam di Indonesia Moderat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan bahwa Islam arus utama di Indonesia tergolong moderat. Namun ia mengakui masih ada sejumlah kecil kelompok yang “harus diluruskan”.

“Kita di Indonesia mainstream kita yaitu Islam moderat. Jadi ada satu-dua kelompok yang memang harus diluruskan, saya kira itu tidak mengubah dan tidak boleh menjadikan stigma tentang Islam. Islam tetap rahmatan lil alamin,” kata Ma’ruf, Selasa 16 Februari 2021.

Ia menilai di dalam agama Islam memang terdapat beberapa kelompok radikal, namun tidak banyak sehingga tidak bisa digeneralisasi bahwa umat Islam itu radikal.

“Nah memang ada tetapi tidak banyak, kalau umat Islam itu dibilang radikal, saya kira itu tidak betul. Ada satu dua kelompok kecil yang saya katakana yang bersikap seperti itu,” kata Ma’ruf.

Menurut Ma’ruf, stigma tersebut umumnya datang dari kelompok Islamofobia atau kaum yang takut kepada Islam.

“Sehingga dia menganggap Islam sebagai, oleh karena itu menggenalisir Islam sebagai sesuatu yang radikal, ini juga satu kesalahan, menstigma itu. Bahwa itu ada iya, tapi bukan dalam pengertian,” kata Ma’ruf.

Sementara itu, Ma’ruf menyatakan bahwa di Indonesia, Islam yang dikembangkan adalah wasathiyah, atau Islam moderat, bukan Islam yang radikal. Kelompok radikal adalah pihak yang keluar dari garis Islam yang wasathiyah.

“Yang radikal itu Islam yang justru keluar dari garis yang benar, yang wasathiyah,” kata Ma’ruf.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini