MATA INDONESIA, BEIJING – Cina enggan menyerahkan data penting kepada tim penyelidik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul terjadinya virus corona.
Dominic Dwyer, seorang ahli mikrobiologi mengatakan bahwa tim penyelidik WHO meminta data mentah pasien dari kasus-kasus awal yang disebuat sebagai “praktik standar”. Namun, tim penyelidik WHO hanya menerima ringkasan.
Beijing belum menanggapi tuduhan tersebut Akan tetapi, sebelumnya Cina bersberulang kali menegaskan bahwa berbagai laporan yang diserahkan kepada tim penyelidik WHO sangat detail dan transparan.
Pekan lalu, tim WHO menyimpulkan sangat tidak mungkin virus corona bocor dari laboratorium di kota Wuhan. Statement ini sekaligus menepis teori kontroversial yang beredar tahun lalu.
Akhir 2019, Wuhan diketahui sebagai tempat pertama di dunia di mana virus terdeteksi. Sejak saat itu, lebih dari 106 kasus dengan 2,3 juta kematian telah dilaporkan hampir seluruh negara di dunia.
“Itu sebabnya kami bersikeras meminta itu. Entah itu politik atau waktu atau sulit, saya tidak dapat berkomentar … Tapi apakah ada alasan lain mengapa datanya tidak tersedia, saya tidak tahu. Orang hanya akan berspekulasi,” kata Profesor Dwyer, melansir BBC.
“Semua orang tahu seberapa besar tekanan yang ada pada Cina agar terbuka untuk penyelidikan dan juga seberapa banyak kesalahan yang mungkin terkait dengan ini,” ucap peneliti lain yang juga merupakan bagian dari tim penyelidik WHO, Thea Kolsen Fisher, ahli imunologi asal Denmark.
Prof Dwyer menambahkan bahwa pembatasan data akan disebutkan dalam laporan akhir tim WHO, yang dapat dirilis paling cepat pekan depan. Tim penyelidik WHO tiba di Cina pada awal Januari dan menghabiskan empat pekan – di mana selama dua pekan dihabiskan untuk karantina di hotel.