Barcelona Susah Payah Menang Lawan Tim Divisi Tiga, Koeman Marah

Baca Juga

MATA INDONESIA, CORNELLA – Barcelona melangkah ke babak 16 besar Piala Raja melalui laga selama 120 menit. Ronald Koeman marah karena sudah tiga kali mereka main selama 120 menit.

Berlaga di Municipal de Cornella, Jumat 22 Januari 2021 dini hari WIB, Barcelona mengalahkan tim divisi tiga, Cornella, 2-0. Dua gol Barcelona dicetak Ousmane Dembele dan Martin Braithwaite.

Koeman tak senang Barcelona menyulitkan diri sendiri. Pasalnya, mereka baru bisa memastikan kemenangan lawan tim divisi tiga melalui tambahan waktu 2×15 menit.

Di musim yang jadwal sangat padat, tentu main selama 120 menit menguras stamina pemain. Apalagi Barcelona sudah tiga kali harus main 120 menit (dia kali di Piala Super Spanyol).

Selain itu, Barcelona dua kali gagal mencetak gol dari tenangan penalti. Miralem Pjanic dan Dembele tak mampu melakukan tugasnya dengan sempurna.

“Kuncinya adalah kami lolos ke babak selanjutnya, tapi kami tak bisa merasa senang karena banyak membuang peluang dan gagal kali penalti. Anda harus punya tanggung jawab di pertandingan seperti ini,” ujar Koeman, dikutip dari Marca, Jumat 22 Januari 2021.

“Lagi-lagi kami harus bermain 120 menit dan ini menjadi masalah karena kami harus bermain selama 120 menit dalam tiga laga beruntun. Kami punya banyak peluang dan ada dua kesempatan melalui penalti (tapi gagal), hal itu bisa terjadi,” katanya.

“Saya tak menyalahkan kerja keras pemain, tapi ini bukan hanya masalah berlari di lapangan. Kami punya banyak peluang tapi tak efektif. Kami menjalani pertandingan berat dan ini tak bisa diterima,” tuturnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini