MATA INDONESIA, JAKARTA – Cina akan mempromosikan pembangunan dan penerapan jaringan 5G secara tertib tahun depan.
Terutama membangun lebih dari 600.000 stasiun pemancar 5G, mempercepat cakupan 5G di kota-kota besar, dan memajukan konstruksi bersama pada 2021. Hal ini disampaikan Xiao Yaqing, Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) Cina, Senin 28 Desember 2020.
Saham-saham teknologi dan peralatan jaringan Cina pun melonjak setelah pemerintah mengumumkan rencana tersebut.
Rencana peluncuran tersebut akan menambah jumlah base transceiver station (BTS) di Cina yang sejak Oktober 2020 telah mencapai 718.000 BTS di seluruh negeri guna memperkuat sinyal seluler.
Cina juga mulai menempatkan jaringan 5G terbesar dan tercanggih di dunia ke dalam alokasi dana infrastruktur teknologi senilai 1,4 triliun dolar AS yang diharapkan akan meningkatkan ekonomi Negeri Panda tersebut.
Pembangunan akan fokus pada 10 industri utama, membentuk 20 skenario aplikasi industri yang khas, melaksanakan proyek percontohan jaringan 5G industri, dan merilis rencana frekuensi gelombang milimeter 5G untuk beberapa pita frekuensi, papar Xiao.
Lebih banyak upaya akan dilakukan untuk mengoptimalkan dan meningkatkan jaringan, meningkatkan jumlah pengguna jaringan gigabit menjadi lebih dari 200 juta, dan menindak pelanggaran hak dan kepentingan pengguna oleh aplikasi.
Tampaknya, tidak ada yang bisa menghentikan Cina untuk memenangkan perlombaan global untuk memasang teknologi telekomunikasi 5G. Bukan larangan pemerintah, atau pandemi COVID-19 yang melemahkan.
Terlepas dari tantangan berat tersebut, Huawei Technologies Co dan para pesaingnya yang lebih kecil diharapkan untuk meraup bagian terbesar dari rencana ini, sementara produsen asing seperti Ericsson AB dan Nokia Oyj berjuang untuk memenangkan kontrak.
Operator telekomuniasi diperkirakan mengeluarkan biaya yang yang lebih besar untuk mendukung pengembangan jaringan 5G, sementara pendapatan dari paket 5G komersial belum berkontribusi positif terhadap pendapatan.
Pemerintah Cina kini tengah mempercepat upayanya untuk menjadi pemimpin global dalam teknologi utama. Dalam masterplan yang didukung oleh Presiden Xi Jinping sendiri, Cina menyerukan kepada pemerintah kota dan raksasa teknologi swasta seperti Huawei untuk fokus pada jaringan 5G, memasang kamera dan sensor, dan mengembangkan perangkat lunak AI selama enam tahun hingga 2025.
Inisiatif tersebut telah menuai kritik keras dari pemerintahan Trump, yang mengakibatkan berujung pada larangan terhadap perusahaan teknologi Cina seperti Huawei.
Reporter: Indah Utami