MATA INDONESIA, JAKARTA – Konflik yang terjadi antara Azerbaijan dan Armenia belum sepenuhnya berakhir. Pdahal keduanya diberitakan siap melakukan gencatan senjata.
Drama baru kembali terjadi, Azerbaijan dan Armenia saling tuduh membunuh warga sipil dengan menembaki kota-kota di sekitar Nagorno-Karabakh pada Rabu (28/10), dalam eskalasi konflik yang berlangsung selama sebulan belakangan.
Pihak Baku mengatakan sebanyak 21 orang warganya tewas ketika peluru Armenia menghantam kota Barda yang berada di Timur Laut Nagorno-Karabakh. Pihak Yerevan langsung membatah tudingan tersebut dan mengatakan peluru Azerbaijan menewaskan satu warganya.
Pertempuran terburuk di wilayah Kaukasus Selatan telah berlangsung selama hampir 30 tahun dan menimbulkan kekhawatiran akan perang yang lebih luas.
“Ini menandakan bahwa konflik Nagorno-Karabakh berisiko di luar kendali. Kehidupan sipil hilang dengan kecepatan yang mengkhawatirkan,” kata Direktur Regional Eurasia ICRC, Martin Schuepp, melansir Reuters, Kamis, 29 Oktober 2020.
Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, akan tetapi kawasan ini dihuni dan dikendalikan oleh mayoritas etnis Armenia. Dalam perang yang berlangsung antara tahun 1991-1994, tercatat menewaskan 30 ribu jiwa.