Wenger soal Perseteruan dengan Mourinho: Rasanya seperti Anak TK

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Mantan pelatih Arsenal, Arsene Wenger mengatakan, perseteruannya dengan Jose Mourinho di Liga Premier Inggris mebuat dirinya merasa seperti anak TK (taman kanak-kanak).

Dalam autobigrafinya, ‘My Life in Red an White’, menceritakan mengenai perjalanannya selama 22 tahun kariernya melatih Arsenal. Tapi, Wenger tak menyebut soal persteruannya dengan Mourinho, yang mulai mengusik dominasi Arsenal dan Manchester United di Liga Premier Inggris.

Mourinho melatih Chelsea di 2004 atau satu musim setelah Arsenal juara Liga Premier Inggris dengan catatan tak terkalahkan selama satu musim. Tapi, Mourinho berhasil merebut tahta juara The Gunners di musim berikutnya.

Pekan lalu, Mourinho ditanya alasan dirinya tak disebut dalam autobiografi Wenger. Ketika itu, Mourinho menyebut, namanya tak disebut karena Wenger tak pernah menang darinya.

“Itu tidak mengusik saya. Itu hanya provokasi. Bersama dia, saya merasa seperti di taman kanak-kanak. Tapi itu bagian dari kepribadiannya,” kata Wenger, dikutip dari Sky Sports, Senin 19 Oktober 2020.

Rivalitas Mourinho dan Wenger memanas di 2014 ketika keduanya nyaris adu fisik di pinggir lapangan saat pertandingan Liga Premier Inggris di Stamford Bridge. Butuh lebih dari 14 pertemuan untuk Wenger mengalahkan Mourinho. Dari 19 pertemuan, Wenger hanya bisa meraih dua kemenangan.

“Kami mengalahkan dia dua kali. Kami menang, dan ada juga hasil imbang. Bukan ‘saya’ yang menang, karena Anda hanya berpartisipasi dalam kemenangan. ‘Kami’ yang menang. Pelatih ada untuk mengeluarkan kemampuan terbaik tim,” tuturnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini